9.25.2012

hanya ketulusan



Di meja itu hanya ada sebuah blender dan seteko air, di temani lima buah mangga yang membuatku tertarik untuk mendekati kedeai jus sederhana di sebuah desa di punggung gunung lawu.  Keberadaannya sebenarnya cukup aneh
karena desa ini cukup sejuk tanpa adanya segelas jus mangga yang biasa hadir menyegarkan suasana. Tetapi bukan itu yang kan menjadi bahasan di sini, nilai kearifan penduduk desa yang mempesona yang mendorong untuk sekadara menuliskannya dalam beberapa kalimat sedehana.  Sang ibu penjual menawarkan untuk mengantar jus mangga pesanan kami, karena ketika kami memesan jus tersebut, kebetulan es batu belum tersedia dikedai tersebut.  Adakah yang akan ada mengantar jus ke pelanggannya sejauh satu kilometer selain penjual itu benar-benar tulus?

No comments:

Post a Comment

back to top
back to bottom