9.26.2012

Harus Bisa Berfikir Secara Luas

Pandangan mata Andi tak lepas dari segala gerak gerik lima orang gadis muda yang mengenakan baju merah menyala yang memperagakan berbagai gerakan atraktif malam itu.  Mereka adalah lakon dari salah satu pementasan BIKIN BIKIN XVIII teater sopo FISIP UNS, Ndaut. 


Ndaut merupakan salah satu repetoar dalam BIKIN-BIKIN XVIII Teater Sopo Fisip UNS yang diselenggarakan Selasa, 25 September 2012 di aula kampus setempat. Ia mengaku menikmati pertunjukan yang di tampilkan dalam pentas produksi ini, walaupun ada beberapa adegan yang membuatnya harus mengernyitkan dahi untuk berfikir apa makna dan pesan yang disampaikan dalam gerakan tari itu.  “Awalnya aku tak tertarik untuk menonton, tetapi karena di ajak temen akhirnya nonton di sini, dan yang paling penting saya rasa tak semua orang yang menonton mengerti apa itu ndaut, berhubung tinggalku di desa jadi aku ngerti apa itu Ndaut” ujarnya sambil tersenyum.  Harus bisa berfikir secara luas dan terbuka untuk memahami yang disamapaikan dalam pertunjukkan ini lanjutnya.

Ndaut adalah salah satu tradisi yang banyak berkembang di Pulau Jawa terutama.  Di masyarakat agraris yang menanam padi sebagai mata pencaharian utama.  Ndaut, persembahan kepada Dewi Sri, dewi yang menguasai tanaman padi.  Ndaut sebenarnya adalah penyiapan bibit padi yang akan ditanam di persawahan.  Dalam itu teriring pula sesaji kepada Dewi Sri agar tanaman padi mereka bisa tumbuh dengan baik.

Aku tak lagi dihiraukan

Hamparan padi menguning

Seraya puja tak kau sembahkan

Hasrat lamak yang kau,tanam terkulai lemah

Hakekat sang dewi

Saat aku tanam, saat aku panen...

No comments:

Post a Comment

back to top
back to bottom